
Siapa sangka, Baruga yang sekarang jadi sekretariat keren KKS Mesir dulunya punya perjalanan panjang dan penuh perjuangan. Sejak KKS pertama kali lahir, sekretariatnya udah tiga kali pindah sebelum akhirnya menetap dengan nyaman seperti sekarang.
Nah, cerita ini bukan sekadar nostalgia, tapi juga bukti betapa seriusnya para pendahulu KKS dalam membangun rumah bagi warganya di tanah rantau.
Dari Sewa ke Milik Sendiri
Sekretariat pertama KKS bertempat di Building 53/106 Khedr el-Tony Street, Nasr City. Statusnya? Masih sewa, wajar sih, namanya juga baru mulai. Tapi, segalanya berubah pada tahun 2001 ketika KKS berhasil memiliki sekretariat sendiri di daerah Bawwabah II. Letaknya tidak terlalu jauh dari lokasi Baruga saat ini.
Ceritanya, saat itu ada kunjungan dari H. Andi Oddang, mantan Gubernur Sulawesi Selatan. Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Punggawa KKS saat itu, H. Qasim Shaleh. Dengan sigap, beliau menemui Pak Gubernur dan berdialog manis. Hasilnya? KKS dapat donasi 1.000 USD!
Biar ada gambaran, di tahun 2001, uang segitu bisa beli sekitar 307 kg daging sapi. Kalau semuanya dimasak jadi Coto Makassar, bisa kasih makan sampai 6.000 orang.
Tapi tentu saja duit ini bukan untuk bikin coto, melainkan untuk sesuatu yang lebih berharga: sebuah flat untuk sekretariat pertama KKS, yang kemudian diberi nama Nady KKS.
Perjalanan Menuju Baruga KKS
Dua tahun berselang, tepatnya 2003, KKS merasa butuh tempat yang lebih luas dan nyaman. Hal ini karena jumlah anggota yang semakin ramai, sedangkan sekretariat hanya seukuran rumah A tipe 32.
Nah, waktu itu ada dorongan dari Dubes RI di Mesir, Prof. Dr. Bachtiar Aly, yang ingin setiap kekeluargaan Nusantara punya sekretariat tetap. Momen ini jadi pemantik semangat pengurus KKS untuk mencari sekretariat yang lebih layak.
Lalu, di sinilah cerita penting tentang Pak Amin Samad, salah satu Dewan Penasehat KKS yang sangat berjasa dalam pengadaan Baruga Sulawesi.
Suatu hari, beliau ikut menemani perjalanan bersama Menteri Hukum dan HAM saat itu, Dr. Hamid Awaluddin, untuk melancong ke provinsi Sharm el-Syekh. Pak Menteri ingin menyusuri jejak-jejak peradaban Mesir.
Kemudian sampailah mereka di salah satu destinasi bernama Oyoun Musa, sebuah situs bersejarah di perbatasan Suez. Di sumur Nabi Musa itu, dalam dialog yang santai, Pak Amin menyampaikan bahwa KKS butuh tempat baru yang lebih kondusif. Tapi ternyata biayanya tidak main-main: 50.000 USD.
Coba bayangkan, kalau 1.000 USD saja bisa buat coto untuk ribuan orang, bagaimana dengan 50.000 USD? Angka yang luar biasa besar untuk ukuran mahasiswa perantauan. Tapi KKS pernah kenal menyerah. Para pengurus dan penasehat tetap optimis dan berusaha sekuat tenaga. Rasa cinta dan semangat pengabdian mereka terlalu besar untuk diciutkan dengan nominal angka.
Bantuan Datang dari Berbagai Arah
Tiga bulan kemudian, kabar baik datang! KBRI Mesir menerima transferan 25.000 USD dari Bapak H. M. Jusuf Kalla, khusus untuk pembelian sekretariat KKS. Meski jumlahnya besar, tapi tetap kurang untuk membeli flat yang diidamkan. Akhirnya, sekretariat lama dijual kepada H. M. Haras Baco untuk menambah dana.
Sayangnya, dana yang terkumpul masih belum cukup juga. Maka, jalan terakhir yang diambil adalah menggalang dukungan dari para Penasehat KKS. Dengan semangat gotong royong dan usaha yang penuh perjuangan, akhirnya flat baru berhasil dibeli!
Pak Mursalin Musu sebagai Punggawa merealisasikan Baruga Sulawesi pada pertama kali. Beliau didampingi oleh kedua orang tua kita yang masih selalu perhatian sampai sekarang, Bapak dr. Surya bersama istri, Madam Nawal.
Sebagai bentuk syukur, Baruga KKS Mesir diresmikan pada 28 November 2005. Yang lebih spesial lagi, peresmian ini dihadiri langsung oleh Jusuf Kalla, didampingi Dubes RI Mochtar Aly serta Punggawa KKS.
Momen ini jadi bukti nyata bahwa kerja keras dan solidaritas bisa menghasilkan sesuatu yang luar biasa.
Catatan Akhir: Kepemilikan Baruga KKS
Menariknya, kepemilikan Baruga KKS tercatat atas nama Ayahanda Amin Samad. Tapi, jangan salah paham dulu. Ini bukan berarti Baruga adalah properti pribadi, ya! Nama Pak Amin dicantumkan sebagai bentuk administrasi, tapi secara hakikat dan legalitas, Baruga tetap milik KKS Mesir. Hal ini bahkan sudah ditegaskan dalam rapat dan surat resmi yang disahkan di kantor KBRI Mesir.
Jadi, kalau sekarang kita bisa menikmati Baruga KKS sebagai pusat kegiatan dan rumah bagi warga Sulawesi di Mesir, jangan lupa bahwa ada perjalanan panjang di baliknya. Ada perjuangan, kerja keras, dan yang paling penting, ada semangat kebersamaan yang membuat segalanya mungkin. Semoga Baruga KKS tetap jadi rumah yang nyaman dan penuh makna untuk generasi-generasi mendatang!
penulisnya si juragan website